Selasa, 10 Mei 2011

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

1. PENDAHULUAN
Bab ini memfokuskan pada siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan pengeluaran serta pengujian substantif atas hutang usaha. Bab ini dimulai dengan penjelasan tentang sifat serta pentingnya siklus pengeluaran dan tujuan audit yang penting untuk siklus tersebut. Bab ini kemudian akan membahas :
Penggunaan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien untuk membahas materialitas, menilai risiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan menilai risiko prosedur analitis untuk siklus pengeluaran.
Pemahaman aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian untuk siklus pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada pengendalian manajemen dan pengendalian terprogram.
Perancangan pengujian substantif rincian yang tepat untuk hutang usaha.

2. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas uatama dari siklus pengeluaran adalah :
1. Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian.
2. Melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas.

Bab ini terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut, pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta pengujian atas saldo hutang usaha.

Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

3. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang:
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran.
Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapatmenetukan risiko pengendalian bisnis.
Pemberian jasa bernilai tambah.

Materialitas
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi bernilai milyaran dollar selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil. Pertimbangan lainnya tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolok ukur pentingnya rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancar (current ratio) bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan.

Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

6. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Perancangan Pengujian Substantif
Ingat kembali bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif yang telah dijelaskan pada bab 11 dan diilustrasikan pada bab 14, ketika membahas piutang usaha, juga dapat digunakan dalam merancang pengujian substantif untuk hutang usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, dkk. 2003, Modern Auditing Edisi Ke-7, Penerbit Erlangga, Jakarta

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/1871695-audit-siklus-pengeluaran/#ixzz1JJsGSOM3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar