Rabu, 15 Juni 2011

ADB: Kenaikan Harga Pangan dan Minyak Ancam Ekonomi Asia

ADB: Kenaikan Harga Pangan dan Minyak Ancam Ekonomi Asia
Manila - Ekonomi Asia telah menunjukkan ketangguhannya saat menghadapi krisis. Ekonomi Asia diprediksi akan mencapai pertumbuhan yang solid dalam 2 tahun ke depan di tengah tantangan tingginya inflasi dan ketidakpastian geopolitik. "Negara berkembang Asia telah menunjukkan ketangguhannya melalui resesi global, dan sekarang sedang mengkonsolidasikan pemulihannya dan ekspansi yang cepat dari dua raksasa Asia yakni China dan India akan terus mengangkat pertumbuhan ekonomi global dan regional," ujar Changyong Rhee, Kepala Ekonom ADB dalam rilisnya.
Asian Development Bank (ADB) dalam 'Asian Development Outlook 2011' (ADO 2011) memrediksi pertumbuhan ekonomi regional Asia mencapai 7,8% pada 2011 dan 7,7% pada 2012. Angka proyeksi tersebut lebih rendah dibanding 2010 yang sebesar 9%, namun menunjukkan kawasan Asia tetap mempertahankan pemulihannya setelah krisis ekonomi global. Rhee menjelaskan, kenaikan harga makanan dan minyak akibat guncangan di Timur Tengah dan Afrika Utara, ditambah bencana di Jepang menjadi potensi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi. Inflasi harus dikelola dengan baik menggunakan kebijakan yang beragam, termasuk manajemen mata uang yang lebih fleksibel, kontrol devisa yang terkoordinasi ketimbang hanya sekeder memperketat kebijakan moneter.
Laporan ADO 2011 juga menunjukkan, inflasi kawasan ini akan meningkat menjadi 5,3% di 2011 dibandingkan 2010 yang sebesar 4,4%. Inflasi akan mereda menjadi 4,6% pada 2012. "Negara berkembang Asia dihuni sekitar dua pertiga dari penduduk miskin dunia dan inilah mereka yang paling rentan terkena kenaikan harga-harga. Para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan langkah awal untuk mengontrol inflasi sebelum meningkat cepat," tambah Rhee. Dalam jangka panjang, negara berkembang Asia harus memperkuat hubungan pasar non tradisional untuk mempertahankan pertumbuhannya dan membuatnya lebih inklusif. ADB mencatat adanya potensi untuk memperluas hubungan Selatan-Selatan dengan negara maju baik di Asia maupun Amerika Latin, Afrika, dan Timur Tengah.
"Untuk itu, para pembuat kebijakan perlu untuk menghilangkan hambatan perdagangan investasi di Selatan, yang saat ini lebih tinggi daripada di negara-negara industri," kata Rhee. Kawasan Asia Timur masih akan tetap memimpin pertumbuhan kawasan tersebut pasca krisis, dengan angka diperkirakan mencapai 8,4% di 2011 dan 8,1% di 2012. Sedangkan Asia Tenggara pertumbuhannya bakal moderat setelah menggapai pertumbuhan yang kuat di 2010. Pertumbuhan Asia Tenggara diprediksi mencapai 5,5% di 2011 dan 5,7% di 2012, atau berarti lebih rendah dari capaian tahun lalu yang sebesar 7,8%. Asia Selatan akan meneruskan pertumbuhannya yang cerah, dengan angka diperkirakan mencapai 7,5% di 2011 dan 8,1% di 2012. Asia Tengah akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga internasional, sehingga pertumbuhannya diprediksi mencapai 6,7% di 2011 dan 6,9% di 2012 naik dibandingkan 2010 yang sebesar 6,6%.
Sumber : http://www.detikfinance.com/read/2011/04/06/121617/1609827/4/adb-kenaikan-harga-pangan-dan-minyak-ancam-ekonomi-asia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar