Minggu, 28 November 2010

Inilah Makna Tahi Lalat Sesuai dengan Letaknya di Tubuh Kita


Inilah Makna Tahi Lalat Sesuai dengan Letaknya di Tubuh Kita
Makna tahi lalat
1. Tahi Lalat di Ujung Mata Kanan/Kiri
Dapat Dipercaya tapi Pendiam
2. Tahi Lalat di Pangkal Hidung
Pandai dan Baik Hati
3. Tahi Lalat di Alis Kanan
Suka Menolong
4. Tahi Lalat di Alis Kiri
Dicintai Banyak Orang
5. Tahi Lalat di Hidung
Banyak Rezeki
6. Tahi Lalat di Hidung Bawah
Pandai Bicara, Banyak rezeki
7. Tahi Lalat di Bibir Atas
Cerdas, Banyak Rezeki
8. Tahi Lalat di Bibir Bawah
Baik Hati

9. Tahi Lalat di Pipi Kanan/Kiri
Dermawan

10. Tahi Lalat di Pipi Tengah
Disukai

11.
Tahi Lalat di Ujung Mulut
Pandai Bicara

12. Tahi lalat di Dagu
Pandai Bicara dan Jujur

13.
Tahi Lalat di Telinga Kanan
Keras dan Gampang Emosi

14. Tahi Lalat di Telinga Kiri
Pintar dan Jujur

15. Tahi Lalat di Leher Bagian Depan
Bijaksana

16. Tahi Lalat di Leher Bagian Belakang
Kecil Hati, mudah Putus asa

17. Tahi Lalat di Bahu Kanan
Pendiriannya Teguh

18. Tahi Lalat di Bahu Kiri
Pikirannya Selalu Ruwet

19. Tahi Lalat di Buah Dada Kanan/Kiri
Nafsunya Besar

20. Tahi Lalat di Antara Buah Dada
Baik Hati

21. Tahi Lalat di Punggung
Dapat di Percaya

22. Tahi Lalat di tengah Perut (sekitar Pusar)
Dapat di Percaya

23. Tahi Lalat di Pinggang
Jujur dan Tabah

24. Tahi Lalat di Pantat
Sering Menderita

25. Tahi Lalat di Pangkal Paha
Tangkas dan Banyak Rezeki

26. Tahi Lalat di Daerah Kemaluan
Nafsu Besar

27. Tahi Lalat di Lutut Depan
Kuat Berjalan

28. Tahi Lalat di Lutut Sebelah Dalam (Lipatan/belakang lutut)
Hatinya Tidak Tetap

29. Tahi Lalat di Betis
Dapat di Percaya

30. Tahi Lalat di Tulang Kaki Kanan (Tulang Kering)
Pemboros

31. Tahi Lalat di Tulang Kaki Kiri
Pemberani

32. Tahi Lalat di Pergelangan Kaki
Kuat Berjalan

33. Tahi Lalat di Tumit
Tidak dapat di Percaya

34. Tahi Lalat di Jari-Jari Kaki
Suka Bekerja

35. Tahi Lalat di Lengan Kanan/Kiri
Suka Bekerja

36. Tahi Lalat di Telapak Kaki
Baik Hati

37. Tahi Lalat di Telapak Tangan Kanan
Pandai Menyimpan Harta

38. Tahi Lalat di Telapak Tangan Kiri
Pemboros

39. Tahi Lalat di Telapak Belakang
Kuat Kaya

40. Tahi Lalat di Ujung Siku
Baik Hati

41. Tahi lalat di Siku Bagian dalam
Selalu Tabah

42. Tahi Lalat di jari-jari Tangan
Banyak Rezeki

43. Tahi Lalat di Pergelangan Tangan
Pemboros
44. Tahi Lalat di Ubun – Ubun
Tamak akan harta benda, Jahat, dan Jahil

45. Tahi Lalat di Unyeng – Unyeng (Puser di kepala)
Pendiam tapi Banyak Akal dan Cerdas

46.
Tahi Lalat di Kepala Bagian Belakang
Dapat di Percaya, Pemberani, dan Sabar

47. Tahi Lalat di Kepala Sebelah Kiri
Wataknya Buruk

48. Tahi Lalat di Dahi Kanan atau Kiri
Kepribadiannya Jelek

49. Tahi Lalat di Tengah- Tengah Dahi (Jidat)
Pandai dan Baik Hati

50. Tahi Lalat di Pelipis Kanan/Kiri
Banyak Rezeki

51. Tahi Lalat di Kelopak Mata Atas Kanan/Kiri
Pandai Membawa Diri

52.
Tahi Lalat di Kelopak Mata Bawah Kanan/Kiri
Sering Menderita

53.
Tahi Lalat di Kepala Sebelah Kanan
Banyak Rezeki


tugas II


1.    Sebutkan beberapa contoh penerapan moral dalam dunia bisnis?
Jawab :


UKM (usaha kecil menengah) merupakan unit terkecil dari sektor ekonomi yang sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di indonesia. Peran aktif UKM sangat dibutuhkan masyarakat dan perekonomi indonesia menghadapi era globalisasi karena UKM telah banyak memproduksi sektor kebutuhan pokok rakyat banyak dan penyedia lapangan pekerjaan bagi rakyat indonesia. Namun ada beberapa faktor yang mengahambat UKM dalam rangka mengembangkan usahanya antara lain kurangnya pengalaman pengusaha UKM, minimnya pendidikan yang dikuasai para pengusaha UKM dan ketidakuletan dalam berorientasi kerja oleh sebab itu dibutuhkan suatu konsep yang dapat membantu mengembangkan UKM (usaha kecil menengah) terutama pada kota malang yang merupakan tempat analisis perkembengan UKM.

Alasan memilih UKM yang ada di kota malang karena malang merupakan kota pelajar dimana semua etnis dapat di temui di kota malang ini dan tidak lain juga merupakan tempat pariwisata yang penuh dengan panorama gunung yang indah, ini yang menjadi faktor ketertarikan pengusaha kecil untuk berkecimpung dalam usahanya. Dan adapun konsep yang dapat membantu menegembangkan UKM di kota malang yaitu dengan penelitian pengaruh nilai moral dan rasionalitas di sektor UKM yang mana nilai moral menitik beratkan pada perasaan semata (irasional) dalam mengelolah usaha tanpa memandang pengaruh perkembangan usahanya. Sedangakan nilai rasional berdasarkan pemikiran atas rancangan konsep-konsep yang telah dipertimbangkan dalam mengelolah usaha tanpa melihat nilai moral (persaan). Dari penelitian ini diharapkan untuk menegetahui sejauh mana pengaruh nilai moral dan rasional pada sektor UKM di kota malang (apakah dominan pada nilai moral atau sebaliknya), dan memberi dorangan motavasi serta pemahaman pentingnya penerapan nilai moral dan rasional sesuai keadaan yang dihadapi UKM di kota malang dalam mengembangkan usahanya di era globalisasi.

Pada Analisis UKM ini di fokuskan pada UKM yang bergerak di sektor usaha pengrajin tangan di daerah kota malang yang merupakan sumber kekayaan budaya dan devisa daerah kota malang. Dari data survei sementara UKM di kota malang di sektor usaha pengrajin tangan bahwasanya UKM di kota malang masih banyak menggunakan nilai moral sebagai landasan dalam mengembangkan usahanya dikarenakan kurangya pendidikan yang dikuasai dan ketidakuletan serta ketidakkonsistennan dalam sistem yang di pakai usahanya.

Salah satu pernyataan dari pengusaha pengrajin tangan di kota malang menyatakan bahwa dia pada awal usaha menngunakan nilai rasional meliputi perhitungan dan pembukuan perkembangan usahanya namun kerena kurannya kekonsistenaan dan ketelitian maka data perhitungan menjadi titik timbulnya masalah karena perhitungannya tidak valid (tidak sesuai dengan perhitungan perkembangan ushanya) sehingga dia lebih suka memilih nilai moral yang tidak banyak aturan.


2.   Dalam menciptakan etika bisnis ada 11 hal yang harus diperhatikan, sebutkan contoh  minimal 3 penerapan dalam dunia bisnis ?
Jawab :

1. Pengendalian diri
Artinya pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis di sini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.



4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan di masa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksakan diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
Penerapannya :

a.     Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus di manfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya transformasi informasi dan teknologi.

b.     Pengembangan tanggung jawab: Produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.


c.      Menciptakan Persaingan yang sehat: Iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan, berbagai iklan yang sering kita saksikan di media televisi,atau dipajang di media cetak, media indoor maupun outdoor, atau kita dengarkan lewat radio seringkali memberikan keterangan palsu.

d.     Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional.

e.      Eksploitasi wanita, produk-produk seperti, kosmetika, perawatantubuh, maupun produk lainnya seringkali melakukan eksploitasi tubuh wanita agar iklannya dianggap menarik. Atau dalam suatu pameran banyak perusahaan yang menggunakan wanita berpakaian minim menjadi penjaga stand pameran produk mereka dan menugaskan wanita tersebut merayu pembeli agar melakukan pembelian terhadap produk mereka.

3.   Jelaskan 4 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah profesi          
Jawab :

a.     Profesionalisme : komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.

b.     Kepercayaan : suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.


c.      Kredibilitas : alasan yang masuk akal untuk bisa dipercayai. Seorang yang memiliki kredibilitas berarti dapat dipercayai, dalam arti kita bisa memercayai karakter dan kemampuannya.

d.     Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
Contoh penerapannya: KAP harus memiliki kualitas jasa yang tinggi agar mendapat respon yang baik di masyarakat.